|
SITE NETWORK
Lombok Travel Information
Komodo Travel Information
Rinjani Trekking Information
Paket Wisata
ke Lombok
Lombok Rental Car
|
|
WISATA KERAJINAN DI LOMBOK
Selamat datang di
Biro Perjalanan
Lombok Wisata, Kami menawarkan informasi lengkap tentang
tujuan wisata kerajinan di Lombok sebagai berikut :
1. Mutiara Lombok
Lombok dan
Mutiara seperti dua kata yang tidak bisa terpisahkan.
Identitas ini yang sudah begitu melekat erat dengan Pulau
Lombok. Apabila berkunjung ke pulau lombok akan terasa kurang
sebelum membawa oleh-oleh mutiara. Pulau Lombok tidak hanya kaya
dengan keindahan alam, pantai, dan kerajinan tangan khas
lainnya. Lombok juga dikenal dengan mutiaranya yang indah.
Terdapat banyak tempat penjualan perhiasan mutiara di Pulau
Lombok, mulai dari yang kelas galery hingga yang kelas kaki
lima. Bahkan di depan hotel-hotel baik di pusat Kota Mataram
maupun di hotel/resort sepanjang Pantai Senggigi pun banyak yang
menjual bermacam perhiasan mutiara. Harga tentu bervariasi mulai
dari mutiara “tiruan”, bukan mutiara asli, yang harganya super
duper murah, sampai mutiara yang dihargai jutaan hingga puluhan
juta rupiah. Semuanya tergantung kualitasnya, juga tergantung
lokasi penjualannya.
Terkadang banyak pembeli tidak mengetahui cara untuk membedakan
mutiara yang asli dengan mutiara yang grade unggulan, mutiara
air laut, mutiara air tawar, maupun mutiara yang palsu. Bagi
orang yang awam dalam dunia per-mutiara-an, sekilas
mutiara-mutiara tersebut tampak sama dan serupa. Namun, jika
dilihat dan ditilik secara lebih teliti, terlihat perbedaannya.
Tak hanya keindahan pantai dan pemandangannya yang menakjubkan,
Pulau Lombok juga terkenal sebagai salah satu penghasil mutiara
terbaik di dunia. Sebagai penunjang, terdapat banyak sentra
pengerajin mutiara di pulau surga ini, dan tempat anda bisa
menemukan Mutiara asli yang paling lengkap adalah di Gallery
Lypco Mutiara Dan Gaya Gallery Mutiara (Di tempat
gallery ini anda bisa menemukan mutiara dari yang harga
250.000/butir sd 1.000.000/butir).
|
Kerang Mutiara |
|
|
Mutiara Air Laut |
Mutiara Air Laut |
|
|
Mutiara Air Laut |
Mutiara Air Laut |
Dan anda bisa juga mengunjungi toko-toko yang menampilkan hasil
jadi kerajinan mutiara. Mulai dari butiran mutiara, sampai
mutiara yang terbalut logam mulia yang berbentuk perhiasan.
Seperti anting-anting, kalung, dan gelang. Bisa dipastikan Anda
akan puas berbelanja perhiasan mutiara di tempat ini. Anda juga
bisa mendapatkan perhiasan yang terbuat dari bahan lain, seperti
Batu Safir atau Batu Kecubung.
Harga perhiasan bervariatif, biasanya tergantung dari jenis dan
berat perhiasan. Terdapat dua macam jenis untuk perhiasan
mutiara. Yaitu Mutiara Laut dan Mutiara Air Tawar. Mutiara Laut
biasanya berbentuk oval, serta berwarna putih, emas, hitam dan
perak. Sedangkan Mutiara Air Tawar bernbentuk bundar, dengan
varian warna seperti putih, biru, pink, kuning, dan oranye.
Biasanya warna mutiara dari jenis air tawar lebih bervariasi,
karena warna tersebut disuntikkan dari bahan tertentu ke induk
kerang penghasil mutiara.
Untuk masalah harga, Mutiara Laut cenderung lebih mahal
dibanding Mutiara Air Tawar. Anda bisa mendapatkan Mutiara Laut
dengan harga mulai Rp. 100.000,- hingga Rp. 500.000,- per
gram-nya. Sedangkan untuk Mutiara Air Tawar, Anda bisa
mendapatkannya dengan harga Rp. 15.000,- per butir.
Anda juga bisa memesan perhiasan sesuai dengan keinginan Anda.
Baik dari bentuk maupun bahan perhiasan. Untuk desain yang
simpel, Anda bisa menunggu proses pembuatan perhiasan selama 3
hari saja. Namun untuk desain yang relatif rumit, Anda harus
menunggu sampai 1 minggu.
2. Desa Tenun Sukarara
Kain Tenun
adalah salah satu seni tradisional Pulau Lombok yang memiliki
keindahan yang unik dan berbeda. Anda bisa menyaksikannya saat
berkunjung ke Desa Sukarara. Desa ini terkenal sebagai penghasil
Kain Tenun tradisional Pulau Lombok. Kehidupan penduduknya
mayoritas dilewatkan dengan mengoperasikan alat tenun. Alat
tenun ini juga merupakan alat tradisional, yang dibuat dari kayu
dengan sistem yang sederhana. Dengan alat ini, penduduk Desa
Sukarara menghasilkan bermacam jenis merchandise khas Pulau
Lombok. Seperti pakaian tradisional, taplak meja, selimut, dan
selendang dengan motif-motif yang indah serta tenunan
berkualitas. Karena hasil karya yang berkualitas tersebut, desa
ini kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung
domestik maupun mancanegara.
Di Desa Sukarara ini, Anda akan menemui wanita-wanita yang
bekerja sebagai penenun. Dahulu terdapat sebuah mitos bahwa
apabila kaum pria mengerjakan tenenunan, maka pria tersebut akan
mandul. Namun lambat laun mitos itu mulai ditinggalkan. Dan pada
saat sekarang, Anda akan menemui beberapa pria yang juga bekerja
sebagai penenun. Biasanya, para pria mengerjakan Tenunan ikat,
sementara kaum wanita mengerjakan Tenunan Songket.
Ada bermacam bahan dasar yang dibuat menjadi kain tenun. Seperti
benang katun, nilon, sutra, benang perak dan benang mersis yang
di datangkan dari luar Pulau Lombok. Sedangkan untuk bahan
pewarna, masyarakat Desa Sukarara masih menggunakan pewarna
alami. Seperti kulit kayu mahoni, biji buah asam, daun sirih,
dan kunyit. Namun mereka juga menggunakan benang yang sudah
berwarna, untuk tenunan warna-warna tertentu.
Jika Anda berminat membeli hasil tenunan Desa Sukarara ini, Anda
bisa memilih berbagai macam motif. Seperti motif Keker, Serat
Penginang, Cungklik, dan lain sebagainya. Namun motif yang
paling disukai dan menjadi ikon desa ini adalah motif
“Subahnala”. Nama motif tersebut diambil dari kata
“Subahanallah”. Karena ketika menenun motif ini, para penenun
sering mengucapkan kata tersebut. Sebab motif ini memiliki
tingkat kesulitan yang paling tinggi, dan diperlukan waktu yang
cukup lama untuk membuat tenunan bermotif Subahnala.
Harga hasil tenunan juga bervariasi, mulai dari selendang
seharga Rp. 25.000,- sampai satu set pakaian tenun seharga 3
juta rupiah. Anda juga bisa menemukan baju Batik di desa ini.
Tersedia batik tulis dan batik cap dengan karakter Sasambo dan
Lombok. Harga batik tersebut berkisar antara Rp. 600.000,-
hingga Rp. 1.000.000,-.
3. Desa Gerabah Banyumulek
Kekayaan alam Lombok
memang sudah terkenal ke penjuru dunia. Keindahan pantai,
gunung, dan lautnya mampu mengundang banyak wisatawan untuk
berkunjung ke sini. Tapi, jangan kira Lombok tak memiliki
kekayaan yang lain. Lihat saja Desa Banyumulek yang
menjadi sentra produksi Gerabah / tembikar terbesar di Lombok.
Tembikar berbahan dasar tanah liat mampu diolah menjadi barang
yang sangat bermanfaat dan indah.
Desa ini terletak 14 kilometer dari Mataram, tepatnya di
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Sebelas ribu jiwa yang menghuni desa seluas 4 hektare ini
mayoritas berprofesi sebagai perajin tembikar. Desa Banyumulek
juga dipilih oleh pemerintah setempat sebagai lokasi untuk
pengembangan sistem inovasi daerah. Tembikar dari desa ini mampu
menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Singapura,
Australia, Amerika, dan beberapa negara di Eropa.
Memasuki Desa Banyumulek, pengunjung akan disambut gerbang yang
menjadi pintu masuk desa. Tulisan “Sentra Industri Gerabah
Banyumulek” menjadi penghias gerbang saat melewati gapura
tersebut. Mulai dari gerbang ini, pengunjung dapat melihat
tembikar-tembikar yang dipajang di pelataran rumah.
Berkunjung ke Desa Banyumelek, pengunjung tidak hanya disuguhi
jajaran tembikar yang indah. Karena datang ke desa penghasil
tembikar, pengunjung juga dapat melihat langsung pengolahan
tanah liat hingga menjadi tembikar berdesain unik dengan warna
yang indah. Tangan para perajin yang begitu ahli bergelut dengan
tanah liat hingga menghasilkan benda seni yang artistik menjadi
sajian pengalaman tersendiri ketika berkunjung ke desa ini.
Bahkan, pengunjung bisa coba membuat tembikar.
Pada awalnya, masyarakat Desa Banyumelek membuat tembikar untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kendi, gentong, dan peralatan
masak merupakan jenis tembikar yang dibuat. Seiring waktu,
tembikar yang dibuat semakin beragam. Berbagai ornamen dan
penghias ruangan menjadi desain yang lebih diutamakan. Pembuatan
tembikar jenis ini memberi dampak positif bagi perekonomian
desa. Banyak penginapan di Lombok yang menggunakan tembikar
produksi Desa Banyumelek sebagai hiasan.
Kerajinan Gerabah / tembikar sudah mendarah daging di masyarakat
Desa Banyumulek. Keahlian membuat tembikar sudah diajarkan sejak
usia belia. Anak-anak perempuan diajarkan mengolah tanah liat
menjadi tembikar, sementara anak-anak pria diajarkan mencari
tanah liat dan melakukan penyelesaian tahap akhir.
Kelebihan tembikar yang dihasilkan Desa Banyumelek tidak hanya
pada bentuk yang beragam. Warna yang dihasilkan pun sangat indah
dan memiliki ciri tersendiri. Dua hal inilah yang menggoda para
pengunjung untuk menjadikan tembikar Desa Banyumelek sebagai
buah tangan. Harga sebuah tembikar ditentukan oleh kerumitan
desain serta lamanya proses pembuatan. Biasanya, sebuah tembikar
dijual dari harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
4. Desa Kerajinan Cukli Rungkang Jangkuk
Berjalan seiring dengan berkembang majunya pariwisata di
Lombok, sejak 1986, muncul pusat pengrajin di Lingkungan
Rungkang Jangkuk yang berada di Kelurahan Sayang-Sayang Kota
Mataram. Letaknya, di pinggiran utara-timur kota, sekitar
empat kilometer dari pusat kota. Semula, warga di sana dalam
kehidupan sehari-harinya adalah penghasil periuk tradisional
untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, tidak banyak bisa
memperoleh nafkah. Kemudian, adanya permintaan barang antik
untuk menyuplai kebutuhan barang antik oleh art shop di
Bali, menarik warga Rungkang ikut berburu keliling pelosok
desa di pulau Lombok.
Alkisah, waktu itu banyak benda-benda peninggalan zaman
dahulu yang bisa diperoleh warga Rungkang Jangkuk yang
berdagang barang antik tersebut. Ada keris, guci, keramik,
berugak (tempat duduk-duduk khas Sasak di luar rumah), pintu,
jendela ataupun benda lainnya diantaranya adalah kontak
antik untuk menyimpan barang di kalangan orang Sasak.
‘’Setelah sulit mendapatkan barang-barang antik, ada muncul
gagasan baru. ‘’Membuat sendiri kotak antik yang memang
disukai pengumpul barang antik,’’ ujar Haji Tahpi, 48 tahun,
salah seorang warga di sana yang juga pernah berdagang
barang antik ke Bali.
Sejak itulah, Rungkang Jangkuk dikenal sebagai pusat
kerajinan di kota Mataram. Tidak hanya kunjungan pejabat
atau tamu daerah yang berkunjung diajak singgah ke sana,
tetapi para wisatawan mancanegara (wisman) pun mendatanginya.
Di sepanjang jalan lingkungan Rungkang Jangkuk berdiri art
shop milik penduduk di sana. Ada Jambu Crafts, Rara
Handycraft Shop dan Koperasi Pade Angen yang beranggotakan
115 orang pengrajin setempat.
Semula, Rungkang Jangkuk dikenal sebagai pusat produksi
kerajinan kotak antik yang dibuat warga. Menggunakan bahan
pelepah aren atau pandan yang dihiasai oleh . Namun, tidak
bertahan lama. ‘’Bahannya sulit diperoleh,’’ ujar salah
seorang warga pengrajin kotak antik Muhajab, 28 tahun. Sejak
tiga tahun terakhir ini, ia beralih menjadi pekerja yang
menghasilkan produksi Cukli.
Cukli
adalah nama dari kulit kerang, kulitnya yang keras itu
berwarna putih gading. Kulit kerang itulah yang dipotong
kecil-kecil yang ditempelkan dijadikan penghias permukaan
kayu. Produk yang dihiasi Cukli oleh pengerajin rungkang
jangkuk ini sebagian besarnya berupa kayu mahoni dan kayu
jati. Biasanya para pengerajinan cukli Rungkang Jangkuk
membeli kayu yang sudah diolah berupa mebel dan kerajinan
tangan dari daerah sesele dan beberapa tempat penghasil
mebel kayu berupa meja dan kursi, lemarin, sketsel, kotak
barang, kotak perhiasan, napan, asbak, tempat buah, topeng,
cecak dinding dan rehhan. Mebel atau kerajinan kayu tersebut
kemudian dipahat membuat lobang sesuai motif yang disebut
menatah kemudian dipasangkan cukli. Setelah dipasangkan
cukli barulah di ampelas, dempul, plitur dan dicat yang
kemudiaan cukli yang tercat di gores baru dicat pengkilat
sebagai cat finising. Motif tempelan cukli sangat beragam
mulai dari mahluk hidup atau mati bahkan berupa objek
abstrak.
Apa kerajinan cukli itu? Cukli adalah nama dari kerang yang
didatangkan dari luar daerah seperti Sulawesi, Flores atau
bahkan dari Jawa. Kulitnya yang keras itu berwarna putih
gading. Nah, kulit kerang itulah yang dipotong kecil-kecil
berbentuk wajik dijadikan penghias kerajinan di sana dalam
berbagai rupa disain. Ada meja dan kursi, lemarin, dinding
sketsel pemisah ruang, kotak barang, kotak perhiasan, asbak,
tempat buah, rehan – tempat kitab Al Qur’an untuk mengaji,
topeng atau patung primitive dan binatang yang digemari oleh
wisman. Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Nusa Tenggara
Barat Fatwir Uzali mengatakan : ‘’Kerajinan cukli memberikan
wahana baru obyek kerajinan Sasak.’’ Kerajinan di situ
menggunakan bahan baku kayu mahoni yang berkwalitas sehingga
tidak mudah rusak. Apalagi warnanya yang hitam kecoklan
menjadi identik dengan kesenian Aborigin.
Menurutnya, kerajinan cukli ini menjadi luar biasa daya
tariknya bagai wisatawan yang datang ke Lombok. Sebab,
adanya kerajinan cukli ini memberikan citra tradisional dari
kata lain desain Lombok Primitive yang membuat tamu-tamu
wisatanya berdecak kagum. ‘’Para pemandu wisata akhirnya
menyebut ukiran cukli itu Lombok Primitive,’’ ucapnya.
Maka tidak heran kalau wisatawan yang berkunjung sangat
tertarik ingin tahu lebih banyak produksi kerajinan cukli
tersebut. ‘’Banyak orang tertarik cukli. Orang Eropah
ataupun Timur Tengah menyukainya,’’ kata Fatwir yang
menyebut pemandu wisata tidak sekedar mengajak tamunya
mendatangi art shop namun juga datang ke sentra mereka
bekerja di lingkungan rumah pemilik usaha.
5. Desa Kerajinan Ketak Beleke
Desa Beleka
Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara
Barat, memiliki luas wilayah kurang lebih 965,85 Ha dengan
jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 8407 jiwa. sumber mata
pencharian penduduknya terbensar dari hasil pertanian dan
kerajinan rotan (hendycraft).
Desa Beleka Lombok merupakan desa sentra industri yang tertua
dan terbesar di Pulau Lombok. Kerajinan yang dihasilkan oleh
desa ini adalah pernak-pernik anyaman. Hampir semua penduduknya
bermata-pencaharian sebagai pengerajin anyaman. Tak hanya hasil
kerajinan mereka sendiri yang dikerjakan, namun penduduk
setempat juga membantu menyelesaikan hasil kerajinan (setengah
jadi) dari desa lain. Misalnya Desa Penunjak yang terkenal
dengan kerajinan tembikarnya.
Jauh sebelum Pulau Lombok dikenal di dunia pariwisata, kerajinan
tangan sudah menjadi budaya dan tradisi di Desa Beleka Lombok
ini. Akhirnya semenjak 25 tahun yang lalu, hasil anyaman Desa
Beleka mulai dikenal dan dipasarkan, dari wilayah lokal menjalar
sampai ke internasional. Jika Anda tertarik dengan sebuah
souvenir anyaman yang Anda temui di Kota Makasar, Anda bisa
singgah sebentar ke Desa Beleka.
|
|
Rotan |
Tas Ketak |
|
|
Keranjang Krtak |
Tempat Buah Ketak |
Di desa ini, Anda bisa menyaksikan tangan-tangan yang cekatan
menganyam rotan. Anda bisa mengamati proses pembuatannya sampai
menjadi sebuah souvenir yang berkualitas. Jika tertarik, Anda
juga bisa mempelajari dan ikut membuat anyaman seperti para
pengerajin tersebut. Siapa sangka ternyata Anda juga berbakat,
sehingga Anda bisa membawa oleh-oleh berupa buah karya tangan
Anda sendiri.
Pengerajin Anyaman Desa Beleka, LombokJika Anda ingin sekedar
melihat-lihat dan berbelanja, Anda bisa mengunjungi Art Shop dan
showroom milik Bapak H. Syukron yang terletak tepat di depan SDN
Beleka I. Di galeri tersebut, Anda bisa menemui sebagian besar
produk anyaman Desa Beleka yang dibuat oleh para pengerajin.
Mayoritas hasil anyaman dikumpulkan dan dijual di sini. Anda
juga bisa membeli hasil kerajinan tersebut untuk oleh-oleh.
Hasil kerajinan anyaman yang dibuat di Desa Beleka Lombok ini
juga bermacam-macam. Seperti pelaratan rumah tangga, hiasan
dinding, pernak-pernik dekorasi, dan lain sebagainya yang
sebagian besar berbahan dasar Ketak (sejenis Mendong) dan Rotan.
Harga yang ditawarkan juga bervariatif dan relatif murah,
tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya.
Misalnya, Anda bisa membawa pulang sebuah vas bunga atau piring
buah dengan harga Rp. 15.000,- hingga Rp. 30.000,- per buah.
Salah satu hasil kerajinan yang menjadi andalan Desa Beleka
Lombok ini adalah Cupu. Benda yang satu ini memiliki kaitan
sejarah dan budaya masyarakat setempat, yang berpengaruh besar
terhadap perkembangan kerajinan anyaman Desa Beleka ini.
Cupu adalah sebuah wadah yang berbentuk bulat, yang biasanya
digunakan sebagai tempat tembakau dalam upacara Bendulang. Nama
tersebut diambil dari bahasa Sasak yang berarti bundar atau
bulat. Dari Cupu yang sederhana ini, kemudian muncul ratusan
bahkan ribuan varian. Jadi Anda jangan heran jika menemui
sebagian besar hasil anyaman yang berbentuk bulat.
Selain itu Anda juga bisa menemukan Gandek, sebuah tas
tradisional khas Pulau Lombok. Tas ini terbuat dari anyaman
kulit bambu dengan kayu yang diukir pada bagian tutup dan
dasarnya. Seperti halnya tas-tas modern, Gandek juga digunakan
untuk menyimpan barang-barang pribadi. Bagi kaum pria Suku
Sasak, Gandek dipakai ketika bekerja atau ketika bepergian.
Selain itu Anda juga akan menemui hasil kerajinan yang lain
seperti kerajinan kayu, Pameje (pisau pendek khas Pulau Lombok),
keris, serta kerajinan tempurung kelapa.
-o0o-
|
|